Ghibah
Bismillaah.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “
Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya.
Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” [HR. Muslim]
Pernahkah atau sering sedih, marah, kecewa dan malu saat orang lain menyebutkan kejelekanmu di depan yg lainnya saat kamu tidak ada? Sementara Allah Ta'ala begitu menutup aib yg kita miliki, bahkan seseorang yg menceritakan dosanya ke hadapan Rasulullah Shallallahu'alahi wa sallam, lantas beliau memalingkan wajahnya, karena sungguh beliau tidak ingin mendengar sesuatu yg telah Allah tutupi namun di buka kembali oleh orang tersebut sekalipun ia sudah bertaubat.
Jika kamu pernah sedih, kecewa, malu dan perasaan lainnya saat di ghibahi, bersabarlah...
karena kelak kamu mendapatkan pahala darinya, dan jika orang tersebut tidak memiliki pahala, maka dosa kita dilimpahkan untuknya, bukankah sedihmu akan berganti menjadi terimakasih ? Wallahua'lam.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam berkata:
"Siapa yang pernah menzalimi saudaranya berupa menodai kehormatan (seperti ghibah. pent) atau mengambil sesuatu yang menjadi miliknya, hendaknya ia meminta kehalalannya dari kezaliman tersebut hari ini. Sebelum tiba hari kiamat yang tidak akan bermanfaat lagi dinar dan dirham. Pada saat itu bila ia mempunyai amal shalih maka akan diambil seukiran kezaliman yang ia perbuat. Bila tidak memiliki amal kebaikan, maka keburukan saudaranya akan diambil kemudian dibebankan kepadanya.” [HR. Bukhari]
Sumber & Gambar: @ummazhafira
Hijaber Najah:
WA 0857-6533-0110
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “
Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya.
Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” [HR. Muslim]
Pernahkah atau sering sedih, marah, kecewa dan malu saat orang lain menyebutkan kejelekanmu di depan yg lainnya saat kamu tidak ada? Sementara Allah Ta'ala begitu menutup aib yg kita miliki, bahkan seseorang yg menceritakan dosanya ke hadapan Rasulullah Shallallahu'alahi wa sallam, lantas beliau memalingkan wajahnya, karena sungguh beliau tidak ingin mendengar sesuatu yg telah Allah tutupi namun di buka kembali oleh orang tersebut sekalipun ia sudah bertaubat.
Jika kamu pernah sedih, kecewa, malu dan perasaan lainnya saat di ghibahi, bersabarlah...
karena kelak kamu mendapatkan pahala darinya, dan jika orang tersebut tidak memiliki pahala, maka dosa kita dilimpahkan untuknya, bukankah sedihmu akan berganti menjadi terimakasih ? Wallahua'lam.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam berkata:
"Siapa yang pernah menzalimi saudaranya berupa menodai kehormatan (seperti ghibah. pent) atau mengambil sesuatu yang menjadi miliknya, hendaknya ia meminta kehalalannya dari kezaliman tersebut hari ini. Sebelum tiba hari kiamat yang tidak akan bermanfaat lagi dinar dan dirham. Pada saat itu bila ia mempunyai amal shalih maka akan diambil seukiran kezaliman yang ia perbuat. Bila tidak memiliki amal kebaikan, maka keburukan saudaranya akan diambil kemudian dibebankan kepadanya.” [HR. Bukhari]
Sumber & Gambar: @ummazhafira
Hijaber Najah:
WA 0857-6533-0110
Komentar
Posting Komentar